Mengenal Makna Dari Berpikir Kritis

Pengertian Berpikir Kritis
Dalam bukunya Alec Fisher (2009) bahwa John Dewey yang dikenal sebagai Bapak tradisi berfikir modern menyatakan berfikir kritis sebagai "berfikir reflektif" yang mendefinisikannya sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecendrungannya.
Glaser (1941: 5) mendefinisikan berfikir kritis sebagai:
  1. Suatu sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang;
  2. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan
  3. Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Berfikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. Fisher and Scriven (1997: 21) menyatakan berfikir kritis adalah iterpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Dimensi Berfikir Kritis
Dalam buku Browne and Keeley (2012: 3) ada tiga dimensi berfikir kritis diantaranya adalah:
  1. Pengetahuan akan serangkaian pertanyaan kritis yang saling terkait;
  2. Kemampuan melontarkan dan menjawab pertanyaan kritis pada saat yang tepat;
  3. kemauan untuk menggunakan pertanyaan kritis tersebut secara aktif. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


Keterampilan Penting dalam Pemikiran Kritis
Hampir setiap orang yang bergelut dalam bidang berfikir kritis telah menghasilkan keterampilan-keterampilan berfikir, mereka pandang sebagai landasan untuk berpikir kritis. Edward Glaser (1941: 6) menyatakan keterampilan penting dalam berfikir kritis adalah
  1. Mengenal masalah
  2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu
  3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
  4. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan
  5. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas
  6. Menganalisis data
  7. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan
  8. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah
  9. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan
  10. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil
  11. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas
  12. Membuat penilaian yang tepat hal-hal dan kualitas-kualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-Nilai Utama Seorang Pemikir Kritis
Dalam bukunya Browne and Keeley (2012: 16) dapat dilihat nilai-nilai utama seorang pemikir kritis, diantaranya adalah:
  1. Kemandirian. Nilai ini mungkin tampak seolah tak begitu terkait dengan usaha mendorong seseorang untuk memerhatikan mereka yang memiliki sudut pandang berbeda. Bagaimana tekad untuk membentuk kesimpulan sendiri dapat mendorong kita untuk mencari dan mendengarkan pandangan-pandangan yang bukan milik kita? Nah ! Dan materi mentah apa yang sebaiknya Anda gunakan untuk mewujudkan kemandirian: Misalnya, para Demokrat membuat kesalahan besar jika mereka hanya mendengarkan sesama Demokrat.
  2. Keingintahuan. Untuk memanfaatkan metode mendulang emas dalam hidup, Anda harus mendengar dan membaca. Orang lain memiliki kekuatan untuk membawa Anda maju, untuk mengeluarkan Anda dari kondisi kekurangan pengetahuan. Dengan menjadi pemikir kritis, Anda harus bertanya tentang apa yang telah Anda jumpai.
  3. Kerendahan Hati. Dengan mengetahui bahkan orang tercerdas sedunia membuat banyak kesalahan setiap minggunya dapat memberikan kita panduan ideal untuk bergaul secara aktif dengan orang lain. Jelas beberapa dari kita memiliki pandangan yang berbeda dari orang lain, namun setiap orang memiliki kemampuan yang sangat terbatas dan jika jujur, kita dapat meniru Socrates saat ia berkata ia tahu bahwa ia tak tahu.
  4. Penghargaan untuk nalar yang baik dimanapun Anda menemukannya. Kita harus menghargai dan mendengarkan pandangan-pandangan lain, namun tidak semua kesimpulan atau pendapat sama nilainya.   
Membuat Percakapan Terus Berlangsung
Dalam bukunya Browne and Keeley (2012: 16) Pertama-tama, saat berpikir kritis, tunjukkan pada orang lain bahwa Anda ingin belajar. Berikut ini ada beberapa strategi verbal yang dapat Anda pakai untuk membuat percakapan terus berlangsung, diantaranya adalah:
  1. Berusahalah untuk mengklarifikasi pemahaman Anda tentang maksud lawan bicara Anda dengan bertanya,"Apa benar Anda berkata demikian?"
  2. Tanyakan pada lawan bicara Anda apakah ada bukti yang bisa membuat mereka verubah pikiran.
  3. Mintalah waktu rehat yang memungkinkan masing-masing dari Anda mencari bukti terbaik untuk mendukung kesimpulan yang dimiliki.
  4. Tanyakanlah kenapa lawan bicara Anda berfikir bahwa bukti yang Anda gunakan sangat lemah.
  5. Usahakan untuk bersepakat. Jika Anda mengambil alasan-alasan terbaik dari lawan bicara Anda dan menggabungkannya dengan alasan-alasan terbaik Anda, adakah kesimpulan yang dapat Anda berdua sepakati?
  6. Carilah nilai-nilai atau kesimpulan-kesimpulan yang sama-sama Anda miliki sebagai dasar untuk mengetahui di mana perselisihan dalam percakapan Anda mulai muncul.
  7. Berusahalah menunjukkan rasa penasaran yang menghargai dan tenang;segera setelah percakapan mulai memanas, ingatkan diri Anda bahwa Anda orang yang belajar, bukan prajurit perang
  8. Pastikan wajah dan Badan Anda menunjukkan kerendahan hati, bukannya berlagak sok tahu.

Daftar Pustaka
  • Browne, M. Neil dan Keeley, Stuart M. 2012. Pemikiran Kritis:Panduan Untuk Mengajukan Dan Menjawab Pertanyaan Kritis. Jakarta Barat: PT. Indeks
  • Fisher, Alec.  2009. Berfikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
  • Fisher, A. and Scriven, M. 1997. Critical Thinking: it's Definition and Assesment. Edgepress and Center For Research inCritical Thinking, University of East Anglia.
  • Glaser, E. 1941. An Experiment in the Development of Critical Thinking. Advanced School of Education at Teacher's Colledge, Columbia University.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mengenal Makna Dari Berpikir Kritis"